Suatu hari, saya bersikeras berbusung dada dengan kesombongan... berjumawa enggan dilibas kekalahan. Bahkan tidak perduli soal kepentingan dan kebutuhan. Berlari sendiri menerjang amukan amarah.... Meski tak seseram pemberang, namun amarah itu seakan menggodam beban
Tapi akhirnya saya sadar... tak penting lagi merantak keangkuhan. Saya harus bersabar dengan diri sendiri, meredam sebuah tonggak keangkuhan... Saya melengkapinya, dengan kesabaran, dalam diam, dan pikiran positip. Berpikir bahwa apapun bentuknya, baik adanya.... Saya tidak tahu, apakah ini sudah cukup menjadi penawar amarah... yang saya tahu... saya jadi tenang sekarang...
Tapi akhirnya saya sadar... tak penting lagi merantak keangkuhan. Saya harus bersabar dengan diri sendiri, meredam sebuah tonggak keangkuhan... Saya melengkapinya, dengan kesabaran, dalam diam, dan pikiran positip. Berpikir bahwa apapun bentuknya, baik adanya.... Saya tidak tahu, apakah ini sudah cukup menjadi penawar amarah... yang saya tahu... saya jadi tenang sekarang...
(Bahkan sering kali tak mengerti, apakah itu sebuah kemarahan... tak ada serapah, tak ada maki... unjuk rasa nkali yaaa... entahlah... pokonya.. I don't care anymore )